Return saham merupakan salah satu indikator utama yang digunakan oleh investor untuk mengukur sejauh mana hasil yang diperoleh dari investasi di pasar saham.
Menghitung return saham sangat penting bagi investor untuk menilai kinerja investasinya, membandingkan antara saham-saham yang berbeda, serta membuat keputusan investasi yang lebih tepat di masa depan.
Dengan menghitung return saham, investor dapat mengevaluasi kinerja portofolio mereka dan menentukan apakah investasi yang dilakukan memberikan hasil yang sesuai dengan ekspektasi atau tidak.
Pengertian Return Saham
Return saham adalah indikator yang menunjukkan seberapa besar keuntungan atau kerugian yang diperoleh seorang investor dari investasi saham dalam periode tertentu. Return ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu capital gain dan dividen.
Capital gain merujuk pada selisih antara harga beli dan harga jual saham, yang menggambarkan perubahan nilai saham seiring waktu. Sementara itu, dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, yang biasanya diberikan secara periodik.
Return saham dihitung dalam bentuk persentase, yang mencerminkan total keuntungan atau kerugian relatif terhadap jumlah investasi yang dilakukan. Sebagai contoh, jika harga saham naik dan investor menerima dividen, maka total return yang diperoleh akan mencakup kedua faktor tersebut.
Jenis Return Saham
Terdapat beberapa jenis return saham yang digunakan untuk mengukur kinerja dan hasil dari investasi di pasar saham. Setiap jenis return memiliki cara perhitungan dan fokus yang berbeda, yang membantu investor untuk memahami seberapa menguntungkan investasi mereka dalam periode tertentu. Beberapa jenis return yang umum digunakan antara lain:
- Nominal Return
Nominal return adalah return yang dihitung dalam angka absolut (dalam satuan mata uang, misalnya rupiah). Return ini menunjukkan perubahan nilai saham yang diperoleh oleh investor dalam bentuk selisih harga beli dan harga jual, serta pendapatan dividen yang diterima. Nominal return tidak memperhitungkan faktor inflasi atau biaya lainnya.
Contoh: Jika Anda membeli saham seharga Rp1.000 dan menjualnya seharga Rp1.200, serta menerima dividen Rp50, maka nominal return Anda adalah:
Nominal Return=Rp1.200-Rp1.000+Rp50=Rp250
- Return Absolut
Return absolut mengukur keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari investasi dalam bentuk persentase berdasarkan perubahan harga saham dan dividen. Ini memberi gambaran tentang hasil investasi tanpa memperhitungkan faktor eksternal seperti inflasi.
Rumus:
Return Absolut=Harga Jual-Harga Beli+DividenHarga Belix100%
Contoh: Jika Anda membeli saham dengan harga Rp1.000 dan menjualnya dengan harga Rp1.200, serta menerima dividen Rp 50 per lembar saham:
Return Absolut=Rp1.200-Rp1.000+Rp50Rp1.000x100%=25%
Artinya, Anda memperoleh return sebesar 25% dari investasi Anda.
- Real Return
Real return adalah return yang sudah disesuaikan dengan inflasi. Jenis return ini menunjukkan keuntungan atau kerugian yang sebenarnya, karena inflasi dapat mengurangi daya beli uang. Real return penting untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang sebenarnya diperoleh setelah mempertimbangkan dampak inflasi.
Rumus:
Real Return =1+Nominal Return1+Inflasi-1
Contoh: Jika nominal return saham Anda adalah 25% dan tingkat inflasi sebesar 7%, maka:
Real Return =1+25%1+7%-1=0,1682 atau 16,82%
Artinya, meskipun nominal return Anda 25%, setelah disesuaikan dengan inflasi 7%, maka return yang sebenarnya adalah 16,82%.
- Annualized Return (Compound Annual Growth Rate / CAGR)
Annualized return atau CAGR adalah return rata-rata tahunan yang mencerminkan pertumbuhan investasi dalam jangka waktu tertentu, dengan mempertimbangkan efek komponen bunga majemuk (compound interest).
Cara Ini sering digunakan untuk mengukur kinerja investasi jangka panjang dan memberikan gambaran tentang seberapa besar return rata-rata yang dihasilkan per tahunnya.
Rumus:
CAGR=Nilai AkhirNilai Awal1n-1
Di mana 𝑛 adalah jumlah tahun investasi.
Contoh: Jika Anda berinvestasi Rp1.000.000 dan nilai investasi tersebut menjadi Rp4.000.000 dalam waktu 7 tahun, maka CAGR-nya adalah:
CAGR=Rp4.000.000Rp1.000.00017-1=0,2190 atau 21,90%
Artinya, investasi Anda tumbuh rata-rata 21,90% per tahun selama 7 tahun.
Cara Menghitung Return Saham
Untuk menghitung return saham pada tingkat yang lebih spesifik, seperti harian, bulanan, atau tahunan, Anda perlu memahami cara menghitung return pada periode-periode tersebut berdasarkan perubahan harga saham atau total return (yang termasuk dividen).
- Return Saham Harian
Return saham harian mengukur perubahan harga saham dari satu hari ke hari berikutnya. Biasanya digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan harga saham dalam satu hari.
Rumus:
Return Harian=Pn-Pn-1Pn-1x100%
Di mana:
Pn: Harga saham hari ini
Pn-1: Harga saham kemarin (hari sebelumnya)
Contoh:
Harga saham kemarin: Rp 1.000
Harga saham hari ini: Rp 1.025
Return Harian=Rp1.025-Rp1.000Rp1.000x100%=2,5%
Jadi, return harian adalah 2,5%.
- Return Saham Bulanan
Return saham bulanan mengukur perubahan harga saham dalam satu bulan. Anda bisa menghitungnya berdasarkan harga saham pada hari pertama bulan tersebut dan harga saham pada akhir bulan. Namun secara umum lebih banyak yang menggunakan harga saham pada akhir bulan.
Rumus:
Return Bulanan=Pn-Pn-1Pn-1x100%
Di mana:
Pn: Harga saham akhir bulan
Pn-1: Harga saham akhir bulan sebelumnya
Contoh:
Harga saham 31 Juli 2024: Rp 1.000
Harga saham 31 Agustus 2024: Rp 1.200
Return Bulanan=Rp1.200-Rp1.000Rp1.000x100%=20%
Jadi, return bulanan adalah 20%.
- Return Saham Tahunan
Return saham tahunan mengukur perubahan harga saham selama satu tahun penuh. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan harga saham pada awal tahun dan harga saham pada akhir tahun.. Namun secara umum lebih banyak yang menggunakan harga saham pada akhir bulan.
Rumus:
Return Tahunan=Pn-Pn-1Pn-1x100%
Di mana:
Pn: Harga saham akhir tahun
Pn-1: Harga saham akhir tahun sebelumnya
Contoh:
Harga saham 31 Desember 2023: Rp 1.000
Harga saham 31 Desember 2022: Rp 1.500
Return Tahunan=Rp1.500-Rp1.000Rp1.000x100%=50%
Jadi, return tahunan adalah 50%.
- Return dengan Dividen
Jika Anda ingin menghitung total return yang mencakup perubahan harga saham dan dividen yang diterima, rumusnya sedikit dimodifikasi dengan menambahkan dividen yang diterima pada periode tersebut.
Rumus:
Return Tahunan=(Pn-Pn-1)+DPn-1x100%
Di mana:
Pn: Harga saham akhir tahun
Pn-1: Harga saham akhir tahun sebelumnya
D: Dividen per saham yang diterima selama periode tersebut
Contoh:
Harga saham 31 Desember 2023: Rp 1.000
Harga saham 31 Desember 2022: Rp 1.500
Dividen per saham: Rp25
Return Tahunan=(Rp1.500-Rp1.000)+Rp25Rp1.000x100%
=Rp525Rp1.000x100%=52,5%
Jadi, jika termasuk dividen, return tahunan adalah 52,5%.
Itulah beberapa penjelasan tentang return saham dan cara menghitungnya. Secara keseluruhan, return saham adalah indikator yang penting untuk menilai kinerja investasi di pasar saham.
Baik dalam jangka pendek (harian), menengah (bulanan), maupun jangka panjang (tahunan), perhitungan return memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa besar keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari perubahan harga saham dan pembayaran dividen.
Memahami cara menghitung return saham membantu investor untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam mengelola portofolio mereka dan mengevaluasi potensi risiko serta imbal hasil dari investasi yang ada.
Oleh karena itu, meskipun return saham tidak selalu dapat diprediksi dengan pasti, perhitungan yang cermat dan analisis yang matang tetap menjadi kunci dalam meraih kesuksesan investasi.