Dalam dunia investasi, saham blue chip sering dianggap sebagai pilihan yang aman dan menguntungkan bagi banyak investor. Meskipun istilah ini sering terdengar, tidak semua orang memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan saham blue chip dan mengapa saham ini sering menjadi primadona di pasar saham.
Saham blue chip sebenarnya bukanlah istilah resmi yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam pengelompokan saham. Istilah ini lebih dikenal dan digunakan di kalangan investor.
Sebagian investor terkadang salah dalam mengartikan saham blue chip, yang mereka anggap sebagai saham yang tergabung dalam indeks LQ45. Padahal, secara umum, saham blue chip merujuk pada perusahaan yang memiliki fundamental yang solid dan kinerja yang stabil.
Saham yang tercatat dalam LQ45 belum tentu termasuk dalam kategori blue chip, begitu pula sebaliknya, saham di luar LQ45 bisa saja memenuhi kriteria sebagai saham blue chip jika memiliki fundamental perusahaan yang baik.
Apa itu Saham Blue Chip?
Saham blue chip merujuk pada saham perusahaan besar, mapan, dan stabil yang memiliki reputasi baik dalam jangka panjang. Biasanya, perusahaan-perusahaan ini sudah beroperasi dalam waktu yang lama dan memiliki daya saing yang kuat di industri tempat mereka beroperasi.
Meskipun tidak ada definisi resmi yang diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip umumnya dianggap sebagai saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar, kinerja keuangan yang solid, serta fundamental yang kuat.
Selain itu, perusahaan blue chip biasanya juga memiliki rekam jejak dalam memberikan dividen yang stabil kepada para pemegang saham.
Awal Mula Istilah Saham Blue Chip
Istilah "blue chip" pertama kali diperkenalkan dalam dunia investasi pada awal abad ke-20 dan berasal dari dunia permainan kartu, khususnya permainan poker. Dalam permainan poker, chip berwarna biru memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan chip warna lainnya, seperti chip merah atau putih.
Konsep ini kemudian diadopsi dalam dunia investasi untuk menggambarkan saham perusahaan-perusahaan yang memiliki kualitas tertinggi, stabil, dan dapat diandalkan. Istilah "blue chip" pertama kali digunakan oleh seorang analis pasar bernama Oliver Gingold pada tahun 1920-an di Amerika Serikat.
Gingold mengamati bahwa saham-saham dari perusahaan-perusahaan besar yang mapan, seperti perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri kereta api, listrik, dan utilitas, cenderung memiliki kinerja yang stabil dan dapat dipercaya.
Dia menyebut saham-saham tersebut sebagai "blue chip stocks," merujuk pada nilai tinggi yang mereka miliki, mirip dengan chip biru yang bernilai tinggi dalam permainan poker.
Seiring berjalannya waktu, istilah ini berkembang dan digunakan untuk merujuk pada saham perusahaan-perusahaan besar dan kuat yang memiliki kapitalisasi pasar besar, fundamental yang solid, dan kemampuan untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang berfluktuasi.
Di pasar saham modern, saham blue chip dianggap sebagai saham yang memiliki risiko lebih rendah dan memberikan keuntungan yang stabil dalam jangka panjang, meskipun dengan potensi pertumbuhan yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan saham-saham perusahaan yang lebih kecil atau lebih baru.
Ciri-ciri Saham Blue Chip
Saham blue chip memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari saham lainnya. Beberapa ciri yang umumnya dimiliki oleh saham blue chip antara lain:
1. Kinerja Perusahaan Solid
Kinerja perusahaan yang solid menjadi ciri utama saham blue chip. Perusahaan-perusahaan ini memiliki rekam jejak yang stabil, menghasilkan laba yang konsisten, dan mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit.
2. Kapitalisasi Pasar Besar
Sebagai saham unggulan dengan fundamental yang kuat, saham blue chip tentu memiliki kapitalisasi pasar yang besar, biasanya di atas Rp40 triliun, yang mencerminkan nilai perusahaan jika ingin dibeli secara utuh.
3. Market Leader di Industrinya
Saham blue chip biasanya menjadi pemimpin di sektor industrinya, dengan produk yang dikenal luas baik di pasar nasional maupun internasional. sehingga sudah pasti telah beroperasi selama puluhan tahun.
4. Konsisten Memberikan Dividen
Saham blue chip juga dikenal memberikan dividen yang konsisten dalam jangka panjang, yakni hasil keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya.
5. Likuiditas Tinggi
Dengan kinerjanya yang sangat solid, saham blue chip sering kali menjadi incaran banyak investor sehingga membuat sahamnya banyak diperdagangkan. Contohnya indeks LQ45, yang berisikan 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Keuntungan Berinvestasi di Saham Blue Chip
1. Potensi Keuntungan Jangka Panjang
Salah satu daya tarik utama dari saham blue chip adalah potensi keuntungan jangka panjang. Meskipun harga sahamnya mungkin tidak mengalami lonjakan tajam dalam waktu singkat, perusahaan blue chip cenderung tumbuh secara stabil dan memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.
2. Risiko Relatif Lebih Rendah
Saham blue chip dianggap lebih aman dibandingkan saham perusahaan kecil atau perusahaan yang baru berkembang. Perusahaan-perusahaan ini sudah terbukti dapat bertahan dan tumbuh dalam jangka waktu yang lama, sehingga risikonya lebih terukur.
3. Pendapatan Dividen yang Stabil
Saham blue chip sering memberikan dividen yang stabil, yang bisa menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor. Bagi mereka yang menginginkan aliran pendapatan yang lebih konsisten, saham blue chip adalah pilihan yang baik.
4. Likuiditas yang Tinggi
Saham blue chip biasanya memiliki likuiditas yang tinggi, artinya saham-saham ini mudah untuk dibeli dan dijual di pasar. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi investor untuk melakukan transaksi kapan saja tanpa kesulitan.
Daftar Saham Blue Chip
Pernahkah kamu berpikir mengapa saham blue chip sering kali dikaitkan dengan saham yang terdaftar di indeks LQ45? Salah satunya karena indeks LQ45 mencakup saham-saham dari perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat.
Namun, meskipun banyak saham di LQ45 yang memenuhi kriteria saham blue chip, tidak semua saham dalam indeks tersebut bisa disebut demikian. Contohnya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bukalapak.com (BUKA), yang memiliki kapitalisasi besar, namun secara finansial masih merugi.
Sebaliknya, kamu bisa menemukan saham blue chip diluar LQ45, seperti PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY).
No. |
Nama Perusahaan |
Kode |
1 |
Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. |
ACES |
2 |
Adaro Minerals Indonesia Tbk. |
ADMR |
3 |
Alamtri Resources Indonesia Tbk. |
ADRO |
4 |
AKR Corporindo Tbk. |
AKRA |
5 |
Amman Mineral Internasional Tbk. |
AMMN |
6 |
Sumber Alfaria Trijaya Tbk. |
AMRT |
7 |
Aneka Tambang Tbk. |
ANTM |
8 |
Astra International Tbk. |
ASII |
9 |
Bank Central Asia Tbk. |
BBCA |
10 |
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. |
BBNI |
11 |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. |
BBRI |
12 |
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. |
BBTN |
13 |
Bank Mandiri (Persero) Tbk. |
BMRI |
14 |
Bank Syariah Indonesia Tbk. |
BRIS |
15 |
Barito Pacific Tbk. |
BRPT |
16 |
Charoen Pokphand Indonesia Tbk |
CPIN |
17 |
XL Axiata Tbk. |
EXCL |
18 |
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. |
ICBP |
19 |
Vale Indonesia Tbk. |
INCO |
20 |
Indofood Sukses Makmur Tbk. |
INDF |
21 |
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. |
INKP |
22 |
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. |
INTP |
23 |
Indosat Tbk. |
ISAT |
24 |
Indo Tambangraya Megah Tbk. |
ITMG |
25 |
Jasa Marga (Persero) Tbk. |
JSMR |
26 |
Kalbe Farma Tbk. |
KLBF |
27 |
Mitra Adiperkasa Tbk. |
MAPI |
28 |
Merdeka Battery Materials Tbk. |
MBMA |
29 |
Merdeka Copper Gold Tbk. |
MDKA |
30 |
Medco Energi Internasional Tbk. |
MEDC |
31 |
Dayamitra Telekomunikasi Tbk. |
MTEL |
32 |
Perusahaan Gas Negara Tbk. |
PGAS |
33 |
Pertamina Geothermal Energy Tbk. |
PGEO |
34 |
Bukit Asam Tbk. |
PTBA |
35 |
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. |
SIDO |
36 |
Semen Indonesia (Persero) Tbk. |
SMGR |
37 |
Summarecon Agung Tbk. |
SMRA |
38 |
Telkom Indonesia (Persero) Tbk. |
TLKM |
39 |
Sarana Menara Nusantara Tbk. |
TOWR |
40 |
United Tractors Tbk. |
UNTR |
41 |
Unilever Indonesia Tbk. |
UNVR |
42 |
Bayan Resources Tbk. |
BYAN |
43 |
H.M. Sampoerna Tbk. |
HMSP |
44 |
Mayora Indah Tbk. |
MYOR |
45 |
Cisarua Mountain Dairy Tbk. |
CMRY |
Tentu saja, daftar saham blue chip di atas hanya sebagian contoh saja dan tidak bersifat tetap. Selama kamu memenuhi kriteria yang sesuai, maka saham tersebut bisa digolongkan sebagai blue chip.
Secara keseluruhan, saham blue chip merupakan pilihan yang menarik bagi investor yang mencari kestabilan dan potensi keuntungan jangka panjang. Meskipun banyak saham blue chip tercatat di indeks LQ45, penting untuk selalu melakukan analisis fundamental sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Dengan memahami karakteristik saham blue chip, seperti kinerja keuangan yang solid, reputasi yang baik, dan posisi dominan di industri, investor dapat lebih bijak dalam membuat keputusan investasi yang tepat.