IQPlus, (9/7) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi rupiah akan menguat hingga Rp16.200 per dolar AS pada semester II-2024. "Nilai tukar rupiah semester II kita perkirakan bergerak di Rp16.000 hingga Rp16.200, sehingga keseluruhan tahun Rp15.900 hingga Rp16.100, di atas dari asumsi makro di APBN yang berada di Rp15.000," kata Sri Mulyani saat Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin. Menkeu menyebut pergerakan nilai tukar rupiah utamanya akan dipengaruhi oleh kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga, menimbang kondisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat saat ini. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diperkirakan pada kisaran 6,9 persen hingga 7,1 persen pada semester II-2024, sama halnya dengan outlook untuk sepanjang 2024. Sementara pada semester I, realisasi tingkat imbal hasil SBN sekitar 6,85 persen, di atas asumsi APBN 2024 yang sebesar 6,7 persen. Inflasi diperkirakan berada pada rentang 2,7 persen hingga 3,2 persen padasemester II dan sepanjang 2024, tak terlampau jauh dari target APBN 2,8 persen. Pertumbuhan ekonomi dipatok pada kisaran 5 persen hingga 5,2 persen untuk semester II dan outlook 2024. Permintaan domestik disebut masih cukup kuat untuk perekonomian nasional, namun perlu kewaspadaan dengan berbagai risiko global. Menteri Keuangan (Menkeu) juga menyatakan, Rp762,1 triliun atau 76,4 persen dari belanja pemerintah langsung mengalir ke masyarakat. "Belanja negara semester I yang mencapai Rp1.398 triliun dan belanja pemerintah pusat Rp997,9 triliun, sebanyak Rp762,1 triliun langsung dinikmati masyarakat," kata Menkeu. (end/ant)