IQPlus, (13/5) - Bursa saham di Asia-Pasifik sebagian besar dibuka melemah pada hari Senin karena investor menilai data inflasi Tiongkok bulan April yang lebih kuat dari perkiraan. Indeks harga konsumen Tiongkok naik 0,3% YoY, mengalahkan perkiraan Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,2%. Namun indeks harga produsen turun 2,5% YoY, lebih besar dari perkiraan penurunan sebesar 2,3%. Data penting untuk minggu ini adalah produk domestik bruto Jepang pada kuartal pertama, yang diperkirakan mengalami kontraksi tahunan sebesar 1,5%, menurut jajak pendapat Reuters, yang kemungkinan akan membahayakan rencana Bank of Japan (BoJ) untuk menaikkan suku bunga. Angka inflasi India juga akan dirilis pada Senin malam, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi di negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia akan sedikit melambat menjadi 4,8% pada bulan April, turun dari 4,85% pada bulan Maret. Nikkei 225 Jepang dibuka 0,32% lebih rendah, sedangkan Topix berbasis luas turun 0,46% sedngkan Kospi Korea Selatan naik 0,29%, sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun sedikit. S&P/ASX 200 Australia turun 0,2% dan Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 18,925, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan HSI di 18,963.68. Pada hari Jumat di AS, Dow Jones Industrial Average mencatatkan sesi kemenangan kedelapan berturut-turut dan mencatat minggu terbaiknya di tahun 2024. Indeks 30 saham bertambah 0,32% selama sesi tersebut. S&P 500 naik 0,16% dan Nasdaq Composite turun lebih rendah sebesar 0,03%. Data sentimen konsumen yang dirilis Jumat pagi menunjukkan peningkatan besar dalam ekspektasi inflasi, sehingga mengekang antusiasme investor. (enc/cnbc)