IQPlus, (26/4) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memastikan bahwa kondisi likuiditas di bank tersebut pada saat ini masih memadai di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate menjadi 6,25 persen. "Tidak ada masalah dengan likuiditas pada saat ini. Yang ada adalah likuiditasnya kebetulan sedang mahal, karena BI-Rate naik, semua deposan tentu bunganya naik, itu saja penyebabnya. Yang bertindak juga siapa? Masyarakat, karena dia tahu BI-Rate naik dia minta deposan rate-nya naik, itu juga kalau pas depositonya jatuh tempo," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Kamis (25/4). Nixon menekankan bahwa menjaga likuiditas tetap aman sangat penting bagi industri perbankan. Dia juga mengingatkan, bank memiliki sistem yang ketat dengan berbagai alat ukur rasio likuiditas yang digunakan. "Memang kita mesti menjaga. Kalau saya tetap berprinsip, tidak boleh melanggar rasio likuiditas. Kalau perlu pertumbuhan kreditnya kita korbankan tidak apa-apa, kalau likuiditasnya sudah mulai seret di market. Tapi mudah-mudahan belum sampai tahap itu. Hari ini likuiditas kita masih oke, cuma harganya lebih mahal," kata dia. Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra juga memastikan bahwa likuiditas BTN saat ini berada pada posisi yang sangat aman. BTN, kata dia, memiliki cadangan sekunder (secondary reserve) yang sangat cukup yakni sekitar Rp40 triliun. (end/ant)