0 IQPlus, (21/2) - Sebanyak tujuh sumber yang mengetahui masalah mengungkapkan ancaman AS untuk menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan keuangan yang melakukan bisnis dengan Rusia telah membekukan perdagangan Turki-Rusia. Bahkan, mengganggu atau memperlambat sejumlah pembayaran untuk impor minyak dan ekspor Turki. "Perintah eksekutif AS pada Desember tidak secara eksplisit menargetkan energi tetapi hal ini mempersulit pembayaran Turki untuk minyak mentah Rusia serta pembayaran Rusia untuk ekspor Turki yang lebih luas," kata sumber tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu, 21 Februari 2024. Sanksi AS bertujuan mengurangi pendapatan Kremlin dan mengganggu perang di Ukraina tanpa menghambat aliran minyak Rusia ke pasar global. Hal itu untuk menghindari lonjakan harga bensin AS yang sensitif secara politik pada masa Pemerintahan Presiden Joe Biden, membuka peluang baru agar terpilih kembali pada November. Namun, masalah pembayaran serupa dengan yang dihadapi oleh Turki telah mengganggu pasokan minyak Rusia ke India dan mempersulit pasokan ke Uni Emirat Arab dan Tiongkok, menurut para pedagang minyak. Rusia adalah eksportir minyak mentah dan solar terbesar ke negara anggota NATO yang miskin energi, Turki, memasok 8,9 juta metrik ton minyak mentah dan 9,4 juta ton solar ke negara tetangganya di Laut Hitam dalam 11 bulan hingga November. Masalah pembayaran yang muncul disebabkan oleh bank-bank Turki yang meninjau bisnis dan memperketat kepatuhan terhadap klien Rusia, kata empat sumber. Hal ini tidak mengganggu pasokan minyak mentah Turki, hanya menunda sejumlah kecil kargo, kata dua sumber industri minyak. Sebuah sumber di perusahaan minyak Rusia mengatakan eksportir minyak Rusia belum menerima pembayaran dari Turki selama dua hingga tiga minggu. .Menjadi sulit untuk melakukan sejumlah pembayaran energi ke Rusia, terutama setelah (ancaman) sanksi baru pada akhir Desember. Beberapa pembayaran terganggu,. pungkas sumber Turki. (end/ba)