0 IQPlus, (12/1) - Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan bahwa pihaknya menggunakan teknologi terbaru bernama e-Filling agar penyaluran bantuan beras tepat sasaran bagi 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 2024. "Khusus untuk tahun 2024 kita kembangkan lagi suatu sistem namanya e-Filling. Jadi kalau tadi (sistem 2023) PGC (Pos Giro Cash) itu merekam di ujung penerima, e-Filling ini sekarang merekam di mid mild," kata Dirut Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi saat konferensi pers "Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi" di Jakarta, Kamis. Berbeda dengan sistem PGC yang hanya merekam pada saat penyaluran saja dengan merekam foto penerima, foto KTP, dan berasnya, sistem e-Filling mendata penyaluran bantuan beras sejak awal. Proses pendataan dimulai dari pengambilan stok dari gudang Bulog hingga ke titik distribusi. "Semua dokumen itu kita upload ke sistem e-Filling ini. sehingga dokumennya terekam secara elektronis. Nanti dokumen-dokumenitu yang bisa kita gunakan untuk proses administrasi mulai dari penagihan, pembayaran dan seterusnya dan itu untuk meningkatkan akuntabilitas terhadap penyaluran atau tugas yang diberikan Bulog kepada Pos Indonesia," ucapnya. Lebih lanjut Faizal menyampaikan, Pos Indonesia sejak 2023 telah menyalurkan bantuan pangan beras dalam tiga tahap. Pada tahap pertama yang berlangsung pada Maret hingga Mei, Pos Indonesia mendapatkan tugas 10 lot di 20 provinsi atau sekitar 50 persen dari total beras yang harus disalurkan. Kemudian pada penyaluran tahap kedua dan tahap ketiga yang masing-masing berlangsung pada September hingga Desember, Pos Indonesia menyalurkan di 7 lot dengan total 12 provinsi. "Alhamdulillah semua kita kerjakan dengan baik dan khusus di NTT ada penambahan karena memang ada keadaan khusus ada policy pemerintah untuk menambah jumlah KPM di NTT dan sudah kita selesaikan," tuturnya. (end/ant)