IQPlus, (18/12) - Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai 2,5 persen pada tahun ini sebelum meningkat menjadi 3,2 persen pada 2024. Peningkatan itu didukung oleh pemulihan pariwisata, ekspor, dan konsumsi swasta yang berkelanjutan. Mengutip The Business Times, Senin, 18 Desember 2023, prospek pertumbuhan ekonomi untuk 2023 dan 2024 turun dari perkiraan masing-masing sebesar 3,4 persen dan 3,5 persen pada Oktober. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini tumbuh sebesar 2,6 persen pada 2022. "Pertumbuhan pada 2023 terhambat oleh kontraksi ekspor serta konsolidasi fiskal yang sedang berlangsung," kata Bank Dunia. Bank Dunia dalam Thailand Economic Monitor menambahkan sektor pariwisata dan konsumsi swasta akan menjadi pendorong pertumbuhan utama. Sementara ekspor diperkirakan pulih karena menguntungkannya perdagangan global meskipun perekonomian Tiongkok melambat. "Pariwisata diproyeksikan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada pertengahan 2025, yang disebabkan oleh perlambatan Tiongkok. Sementara pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 3,1 persen pada 2025," kata Bank Dunia. Bank Dunia mengatakan program dompet digital yang direncanakan di Thailand, yang berpotensi mencapai 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dapat meningkatkan pertumbuhan jangka pendek lebih lanjut sebesar 0,5-1 poin persentase selama periode dua tahun pada 2024 dan 2025 jika diterapkan. "Akibatnya, defisit fiskal bisa meningkat menjadi 4-5 persen PDB, sementara utang publik bisa mencapai 65-66 persen PDB," katanya. Meningkatnya konflik geopolitik dan tingginya harga minyak, yang dapat menyebabkan lonjakan inflasi lagi di Thailand karena tingginya ketergantungan pada impor energi, menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek tersebut, kata Bank Dunia. "Akibatnya, defisit fiskal bisa meningkat menjadi 4-5 persen PDB, sementara utang publik bisa mencapai 65-66 persen PDB," pungkasnya. (end/ba)