IQPlus, (17/11) - Komisi Eropa menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi zona euro untuk 2023 dan 2024. Keputusan itu diambil lantaran tingginya biaya hidup dan suku bunga yang cukup tinggi membebani konsumen dan dunia usaha. Pemerintah merevisi perkiraan pertumbuhan 2023 menjadi 0,6 persen atau turun 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada 2024 ditetapkan sebesar 1,2 persen, penurunan peringkat sebesar 0,1 poin. "Inflasi dan pengetatan kebijakan moneter masih tinggi, meski menurun, namun berdampak lebih besar dari perkiraan sebelumnya," kata komisi tersebut dalam sebuah pernyataan, mengacu pada kenaikan suku bunga bank sentral Eropa yang bertujuan untuk mengendalikan harga konsumen, dilansir dari The Business Times, Jumat, 17 November 2023. "Permintaan eksternal juga lemah," tambahnya. Prospek ekonomi zona euro berbeda dengan Amerika Serikat (AS), yang tumbuh kuat sebesar 4,9 persen berdasarkan data kuartal ketiga. Baik Eropa maupun AS sedang bergulat dengan inflasi yang terus-menerus tinggi, yang dipicu meningkatnya permintaan pascapandemi dan, dalam kasus Eropa, diperburuk tingginya biaya energi akibat perang Rusia di Ukraina. Brussel memperkirakan inflasi zona euro sebesar 5,6 persen tahun ini, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya, dan 3,2 persen tahun depan, peningkatan dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,9 persen. Bank sentral Eropa, seperti Federal Reserve AS, telah berturut-turut menaikkan suku bunga utama dan tampaknya mempertahankan suku bunga tetap tinggi hingga tahun depan dalam upaya mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter yang ketat bertindak sebagai penghambat aktivitas ekonomi, terutama di 20 negara zona euro. "Kita mendekati akhir tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Uni Eropa, di mana pertumbuhan telah melambat lebih dari yang diharapkan," kata Komisaris Perekonomian UE Paolo Gentiloni. (end/ba)