IQPlus, (10/11) - Bursa saham di Asia-Pasifik dibuka melemah pada hari Jumat ini di tengah suasana suram yang terjadi di pasar AS semalam. Indeks acuan S&P 500 AS mengakhiri kenaikan beruntun delapan hari karena imbal hasil Treasury melonjak dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan lebih banyak upaya mungkin diperlukan untuk menurunkan inflasi. Sementara itu Nikkei 225 Jepang turun 0,76%, setelah kenaikan hampir 1,5% di sesi sebelumnya. Topix turun 0,49% pada pembukaan. Kospi Korea Selatan dibuka 0,83% lebih rendah, juga turun setelah kenaikan pada hari Kamis, sementara Kosdaq merosot 1,13% pada pembukaan sedangkan Di Australia, S&P/ASX 200 diperdagangkan 0,49% lebih rendah. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 17,546, menunjukkan pembukaan yang sedikit lebih kuat dibandingkan dengan penutupan HSI di 17,511.29. Indeks utama Wall Street ditutup melemah. S&P 500 turun 0,81%, mengakhiri kenaikan beruntun delapan hari, karena lonjakan tajam dalam imbal hasil mengguncang investor. Komposit Nasdaq melemah 0,94% dan Dow Jones Industrial Average turun 0,65%. Minyak menetap sedikit lebih tinggi pada hari Kamis tetapi masih berada di posisi terendah tiga bulan setelah aksi jual minggu ini yang dipicu oleh kekhawatiran bahwa permintaan melemah. Kontrak minyak mentah Brent untuk bulan Januari naik tipis 47 sen, atau 0,59%, menjadi $80,01 per barel, sementara kontrak West Texas Intermediate untuk bulan Desember naik 41 sen, atau 0,54%, menjadi $75,74 per barel. Pasar minyak mengalami aksi jual minggu ini karena menurunnya ekspor Tiongkok dan perkiraan bahwa AS akan mengonsumsi lebih sedikit minyak mentah tahun ini, sementara kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas telah mereda. (end/cnbc)