IQPlus, (17/9) - Laporan baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan negara-negara berkembang di dunia membutuhkan sekitar US$500 miliar dana iklim per tahun, yang akan membuka jalan bagi perundingan alot pada KTT iklim Cop29 tahun ini. Mengutip The Business Times, Selasa, 17 September 2024, Komite Tetap Keuangan PBB mengevaluasi biaya yang dibutuhkan oleh 98 negara berkembang untuk memberlakukan rencana iklim mereka dan menemukan bahwa .sejak 2015. total dana yang dibutuhkan hingga 2030 mungkin mencapai US$6,9 triliun, menurut sebuah laporan. Temuan tersebut menjadi dasar bagi KTT iklim Cop29 yang akan diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada November, yang memiliki ambisi utama untuk menetapkan tujuan usai 2025 baru terkait berapa banyak dana iklim yang akan disalurkan ke negara-negara berkembang di dunia untuk membantu mereka bertransisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Negara-negara kaya dikritik karena gagal memenuhi target US$100 miliar per tahun pada 2020, sesuatu yangbaru mereka capai dua tahun setelah tenggat waktu. Laporan PBB memberikan salah satu evaluasi paling komprehensif tentang apa yang dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, tetapi laporan itu hanya menyediakan titik awal untuk perundingan. Negara-negara tidak hanya perlu menentukan berapa banyak dana publik yang harus dijanjikan, tetapi juga menyepakati jumlah yang jauh lebih besar .mungkin dalam triliunan. yang perlu dimobilisasi dari sektor swasta. Pertarungan besar juga diperkirakan terjadi mengenai apakah Tiongkok .ekonomi yang tumbuh pesat dan sekarang menjadi penghasil emisi tertinggi di dunia. juga harus berkontribusi. Kemungkinan besar akan ada negara-negara yang terus mendorong pendanaan yang bahkan lebih besar daripada yang diidentifikasi PBB. India memimpin seruan agar pendanaan publik saja mencapai sekitar US$1 triliun, yang menurut negara-negara maju dan kelompok-kelompok, seperti Uni Eropa, tidak dapat dicapai. (end/ba)