IQPlus, (21/8) - Bursa saham di Asia-Pasifik melemah pada hari Rabu, mengikuti Wall Street karena S&P500 dan Nasdaq Composite menghentikan kenaikan beruntun delapan hari. S&P 500 turun 0,2%, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,33%. Dow Jones Industrial Average turun 0,15%. Jika S&P mempertahankan kenaikannya pada hari Selasa, ini akan menjadi kenaikan beruntun terpanjang indeks tersebut sejak tahun 2004. Di Asia, data perdagangan Jepang untuk bulan Juli menunjukkan ekspor meningkat 10,3% YoY dan impor naik 16,6% pada periode yang sama. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor akan meningkat 11,4%, sementara impor diperkirakan meningkat 14,9%. Dengan ekspor yang lebih rendah dari perkiraan dan impor meningkat lebih dari perkiraan, defisit perdagangan Jepang melebar menjadi 621,84 miliar yen ($4,28 miliar), angka yang lebih besar dari perkiraan sebesar 330,7 miliar yen. Juli akan menjadi bulan terakhir data perdagangan yang tercatat sebelum langkah Bank of Japan menaikkan suku bungapada akhir Juli, yang menyebabkan yen menguat secara dramatis. Biasanya, pelemahan yen menguntungkan eksportir dan rumah dagang Jepang, yang merupakan saham kelas berat di Nikkei 225 dan kenaikannya berperan penting dalam mengangkat indeks ke rekor tertingginya. Nikkei 225 Jepang turun 0,75% setelah rilis data, sedangkan Topix berbasis luas turun 0,54% dan Kospi Korea Selatan turun tipis 0,18%, dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,66%. Sementara itu S&P/ASX 200 Australia juga turun 0,28% sedangkan Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17,360, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 17,511.08. (end/cnbc)