IQPlus, (17/7) - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI-Rate akan tetap di level 6,25 persen di tengah ketidakpastian global dan inflasi domestik yang terkendali. "Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali mempertahankan BI-Rate tetap di level 6,25 persen mempertimbangkan ketidakpastian global dan domestik yang sedang berlangsung, meskipun indikator-indikator ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pelemahan," kata Josua di Jakarta, Rabu. Di dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia cenderung terkendali karena peningkatan pasokan pangan setelah musim panen raya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) secara tahunan menurun menjadi 2,51 persen year on year (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,84 persen (yoy). Selain itu, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat surplus, meskipun menyempit, sehingga mendorong berlanjutnya defisit neraca transaksi berjalan (CAD) meskipun masih dalam level yang terkendali. Faktor-faktor itu berkontribusi pada stabilitas ekonomi. Namun, risiko-risiko muncul dari meningkatnya ketidakpastian mengenai keberlanjutan fiskal, yang berasal dari perbedaan pendapat mengenai utang publik dan defisit fiskal. Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya twin deficit, dengan melebarnya defisit neraca transaksi berjalan dan defisit fiskal. Isu-isu tersebut memicu sentimen risk-off, yang berpotensi membatasi aliran modal masuk dan mempengaruhi stabilitas rupiah. Secara global, indikator-indikator ekonomi AS baru-baru ini mengonfirmasi perlambatan ekonomi AS, dengan sektor manufaktur dan jasa yang mengalami kontraksi, disinflasi yang terus berlanjut, dan pasar tenaga kerja yang melemah. (end/ant)