IQPlus, (13/5) - Raksasa minyak Saudi Aramco mengumumkan laba bersih di kuartal pertama sebesar US$27,27 miliar. Pencapaian itu turun 14,5 persen dari tahun lalu karena kerajaan Teluk tersebut mempertahankan pengurangan produksi. Mengutip Channel News Asia, Senin, 13 Mei 2024, laba bersih mencapai 102,27 miliar riyal (US$27,27 miliar), turun dari 119,54 miliar riyal pada kuartal yang sama 2023, kata Aramco, seraya menambahkan bahwa penurunan ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya volume penjualan minyak mentah. Eksportir minyak mentah terbesar di dunia saat ini memproduksi sekitar sembilan juta barel per hari (bph), jauh di bawah kapasitasnya yang sebesar 12 juta barel per hari. Hal ini menyusul serangkaian pengurangan produksi sejak Oktober 2022, ketika blok produsen minyak OPEC+ yang dipimpin bersama oleh Riyadh dan Moskow mengumumkan akan mengurangi produksi sebesar dua juta barel per hari untuk meningkatkan harga. Selain pemotongan tersebut, pada April 2023, Arab Saudi dan beberapa anggota OPEC+ lainnya sepakat untuk memangkas produksi secara sukarela sebesar lebih dari satu juta barel per hari. Dan setelah pertemuan OPEC+ pada Juni 2023, Riyadh kembali mengumumkan pengurangan sebesar satu juta barel per hari. Pada Maret, Kementerian Energi mengatakan pemotongan terbaru, yang mulai berlaku pada Juli 2023, akan diperpanjang hingga kuartal kedua tahun ini, setelah itu volume pemotongan tambahan ini akan dikembalikan secara bertahap, tergantung pada kondisi pasar. Aramco adalah permata perekonomian Saudi, dan penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman bergantung pada pendapatan minyak untuk membiayai program reformasi ekonomi dan sosial yang ambisius yang dikenal sebagai Visi 2030 yang dimaksudkan untuk memposisikan negaranya menuju masa depan yang sejahtera pasca-minyak. (end/ba)