IQPlus, (15/12) - Bursa saham di Asia-Pasifik dibuka menguat hari Jumat ini karena Wall Street terus menguat setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga dan menetapkan peta jalan untuk penurunan suku bunga pada tahun 2024 dan seterusnya. Investor menunggu data ekonomi utama dari Tiongkok, termasuk harga rumah bulan November, output industri, dan data penjualan ritel. Di Australia, S&P/ASX 200 terus memperpanjang level tertinggi empat bulannya, naik 0,61% dan berada pada laju kenaikan hari keenam berturut-turut. Sementara itu Nikkei 225 Jepang juga rebound dari penurunan hari Kamis, dibuka naik 0,70%, sementara Topix juga naik 0,40% dan Kospi Korea Selatan naik 0,77% dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,47%. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 16,632, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan penutupan HSI di 16,402.19 Semalam di AS, Dow Jones Industrial Average memperpanjang rekor relinya hingga mencapai rekor tertinggi baru, naik 0,43%. Indeks utama lainnya juga melanjutkan kenaikannya, dengan S&P 500 bertambah 0,26% dan Nasdaq Composite naik 0,19%. Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun di bawah 4% untuk pertama kalinya sejak Agustus karena para pedagang bertaruh pada penurunan suku bunga pada tahun 2024. Aktivitas sektor swasta Australia masih berada dalam wilayah kontraksi pada bulan Desember, namun kontraksinya lebih lambat, menurut perkiraan awal dari Judo Bank. Indeks gabungan manajer pembelian di negara tersebut mencapai 47,4, dibandingkan dengan level terendah dalam 27 bulan sebesar 46,2 pada bulan November. PMI manufaktur Australia berada di angka 47,8, sedikit lebih tinggi dari 47,7 pada bulan sebelumnya, sementara PMI jasa berada di angka 47,6, tingkat kontraksi yang lebih lambat dibandingkan dengan 46,0 di bulan November. Bank tersebut mengatakan bahwa kondisi permintaan masih berada di bawah tekanan pada bulan Desember, namun inflasi untuk biaya input mereda. Lapangan kerja secara keseluruhan juga terus tumbuh dan optimisme perusahaan meningkat sejak bulan November. (end/cnbc)