IQPlus, (14/11) - Bursa saham di Asia-Pasifik dibuka menguat pada hari Selasa karena investor menantikan pembicaraan antara AS dan Tiongkok yang sangat dinantikan serta data ekonomi lainnya. Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan bertemu langsung di San Francisco pada hari ini, untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar satu tahun. Nikkei 225 Jepang naik 0,70% pada pembukaan, sedangkan Topix bertambah 0,67% dan Kospi Korea Selatan dibuka 1,21% lebih tinggi. Kosdaq bertambah 1,44%, bangkit kembali setelah jatuh selama lima sesi berturut-turut. Sementara itu Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,83% dalam upaya untuk pulih dari penurunan dua sesi terakhir. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 17,659, menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan HSI di 17,426.21. S&P 500 yang menjadi patokan Wall Street Indeks mengakhiri sesi hari Senin di dekat garis datar karena para pedagang bersiap untuk rilis data utama inflasi AS. Indeks tersebut mengakhiri hari dengan turun 0,08%, sedangkan Nasdaq Composite ditutup 0,22% lebih rendah. Rata-rata Industri Dow Jones maju 0,16%. Inflasi umum, yang akan dirilis pada hari Selasa, diperkirakan tumbuh 3,3% dari 12 bulan sebelumnya, menurut ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Metrik ini juga diperkirakan naik 0,1% dari bulan sebelumnya. Kepercayaan konsumen Australia turun pada bulan November, menurut survei Westpac-Melbourne Institute. Indeks sentimen konsumen Westpac-Melbourne Institute turun menjadi 79,9 di bulan November, turun dari 82 di bulan Oktober. Angka saat ini mencerminkan tingkat yang sangat pesimistis, menurut survei tersebut. Laporan tersebut mencatat bahwa keputusan Reserve Bank of Australia untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,35% pada minggu lalu, menurunkan kepercayaan diri sekitar 6 poin selama minggu survei. "Kenaikan suku bunga RBA pada bulan November telah memberikan tekanan baru pada keuangan keluarga dan menghidupkan kembali kekhawatiran mengenai kenaikan biaya hidup dan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut di masa depan," kata Matthew Hassan, ekonom senior Westpac Group. (end/cnbc)