IQPlus, (2/11) - Bursa saham di Asia pasifik dibuka menguat Kamis pagi karena investor merasa nyaman dengan keputusan Federal Reserve AS yang tidak mengubah suku bunga acuannya, sembari menganalisis data inflasi dari Korea Selatan. The Fed pada hari Rabu kembali mempertahankan suku bunga stabil di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi, sementara kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi tetap berada di atas target bank sentral. Keputusan tersebut juga mencakup peningkatan penilaian umum The Fed terhadap perekonomian. Data dari Korea Selatan menunjukkan harga konsumen meningkat selama tiga bulan berturut-turut di bulan Oktober, dengan CPI naik 3,8% tahun-ke-tahun. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 3,6%. Nikkei 225 Jepang dibuka 1,22% lebih tinggi. Topix bertambah 0,95%, mencapai level tertinggi baru dalam tiga minggu. Sementara itu Kospi Korea Selatan menguat 1,62%, sedangkan Kosdaq menguat 2,10%. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 17,157, menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi dibandingkan penutupan HSI di 17,101.78. Di Australia, S&P/ASX 200 naik 1,17%, mendekati level tertinggi dalam hampir dua minggu Pasar AS rebound dari tiga bulan terakhir yang suram pada hari Rabu, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk kedua kalinya berturut-turut . membuat investor berpikir bank sentral akan tetap mempertahankan suku bunganya hingga sisa tahun ini. Dow Jones Industrial Average naik 0,67%. S&P 500 naik 1,05%, sempat melewati rata-rata pergerakan 200 hari. Nasdaq Composite bertambah 1,64%. Tingkat inflasi Korea Selatan meningkat selama tiga bulan berturut-turut di bulan Oktober, dengan indeks harga konsumen meningkat 3,8% tahun-ke-tahun. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 3,6%, dan juga lebih tinggi dari kenaikan 3,7% pada bulan September. Angka tersebut menandai kenaikan tingkat inflasi di negara tersebut selama tiga bulan berturut-turut, setelah mencapai titik terendahdalam 25 bulan sebesar 2,3% pada bulan Juli. (end/cnbc)