StockWatch (Jakarta) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Senin (22/5), diperkirakan sideways. Demikian dikemukakan tim analis pasar modal Samuel Sekuritas Indonesia dalam laporan riset hari ini. Pada Senin (22/5) pagi, Indeks Nikkei dibuka melemah 0,28% dan KOSPI naik 0,56%. “Kami memperkirakan IHSG sideways hari ini, seiring dengan sentimen beragam dari bursa global dan bursa regional,” demikian tulis tim analis pasar modal Samuel Sekuritas Indonesia. Untuk perdagangan Senin (22/5), tim analis teknikal Samuel Sekuritas Indonesia menyukai saham BBCA, BBRI, INDF dengan “rating trading buy”, sementara saham MDKA mendapat “rating trading sell”. Pada Jumat (19/5), pasar AS ditutup melemah. Dow Jones turun 0,33%, S&P 500 melemah 0,14 %, dan Nasdaq turun 0,24%. Penurunan saham turun pada Jumat terjadi karena negosiator GOP menghentikan pembicaraan mengenai batas utang Amerika Serikat, sehingga memunculkan keraguan akan tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat. Namun, indeks S&P 500 mencatatkan kinerja terbaiknya sejak Maret. Selain itu, pasar terus mengalami kenaikan, dipimpin oleh saham-saham teknologi, meskipun dihadapkan pada potensi default utang dan inflasi yang tetap tinggi. Di Pasar Komoditas terpantau menguat pada Jumat (19/5). Harga minyak WTI menguat 0,13% ke level USD 74.4/bbl, Brent melemah 0,71% ke level USD 7.56/bbl, harga batubara menguat 3,47% di level USD 159,35/ton, nikel menguat 2,7% ke level USD 21,498 dan CPO menguat 2,5% ke level MYR 3,480 serta harga emas menguat 1,03% ke level USD 2,000/toz. Pada Jumat (19/5), IHSG ditutup menguat 0,56% ke level 6.700,56. Investor asing mencatatkan keseluruhan net buy sebesar Rp1,039 triliun. Di Pasar Reguler, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,117 triliun, dan di Pasar Negosiasi mencatatkan net sell asing sebesar Rp78,2 miliar. Sementara Net buy asing tertinggi di Pasar Reguler didominasi oleh BBRI Rp505,8 miliar. Berikut BBCA Rp335,8 miliar, dan ASII Rp243,4 miliar. Net sell asing tertinggi di Pasar Reguler dicatat oleh MDKA Rp61,7 miliar, TLKM Rp45,1 miliar, dan BBNI Rp40,7 miliar. (yan)